Moyda
REDAKSI EHYAL STDI IMAM SYAFI’I JEMBER – Di suatu pagi yang cerah, di pinggir pantai yang indah, seorang anak kecil melihat ember berisi sekelompok kepiting. Ia merasa heran dengan ember-ember tersebut karena tidak ditutup sedangkan para kepiting berusaha untuk keluar. Merasa khawatir, ia memberitahukan hal itu kepada ayahnya, “Ayah, kepiting-kepiting itu mencoba keluar dari ember, ayo kita cari tutup ember itu!”. Sang ayah pun menjawab, “Nak, kepiting-kepiting itu tak akan bisa keluar dari ember.” Sang anak tak yakin, lalu ia memperhatikan kepiting kepiting itu. Setelah beberapa saat, terbuktilah bahwa kepiting tersebut tak dapat keluar. Hingga pada akhirnya sang anak tak lagi peduli dan pergi meninggalkannya.
Selama ini, pernahkah kamu menyadari bahwa ember yang berisi sekelompok kepiting tak perlu ditutup? Bukankah kepiting-kepiting itu akan keluar dan pergi meninggalkan ember tersebut? Faktanya, tak ada satu pun kepiting yang dapat keluar, karena ketika salah satu kepiting berusaha naik untuk keluar dari ember, kepiting lain akan menariknya untuk kembali turun.
Ternyata, ada lho fenomena psikologis yang menyerupai kejadian ini. Hal itu disebut dengan ‘Crab Mentality’ atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan ‘Mental Kepiting’.
Apakah kalian pernah mendengar tentang crab mentality sebelumnya? Crab mentality adalah analogi dari perilaku egois yang iri terhadap kesuksesan orang lain. Maka dari itu, ketika salah satu kepiting berusaha keluar, kepiting lain akan berusaha menahan kepiting tersebut. Dengan kata lain, mental kepiting adalah mental pecundang. Sama halnya seperti orang yang beranggapan bahwa, “Jika saya tidak bisa, maka kamu juga tidak bisa. Jika saya tidak dapat memilikinya, maka kamu juga tidak dapat memilikinya.”
Efek yang diakibatkan oleh crab mentality pun bermacam-macam. Biasanya orang yang mengidap crab mentality memiliki sifat egois, iri dengan pencapaian orang lain, hasrat untuk menjatuhkan, serta tak yakin dengan dengan kemampuan orang lain.
Tanpa disadari, hal-hal tersebut sering terjadi di sekitar kita. Contoh sederhananya, ketika kamu berada di suatu kelompok yang selalu mengajakmu untuk membolos kelas dan tidak pernah mendengarkan penjelasan guru hingga ketika datangnya hari ujian; kamu ataupun temanmu tak dapat menyelesaikan ujian dengan baik.
Adapun contoh lainnya adalah ketika kamu sedang berusaha untuk menjadi lebih baik. Akan tetapi, kamu terjebak dalam lingkungan yang tak mendukungmu. Bahkan, mereka mencoba untuk menjatuhkan dengan terus menerus mengkritik serta meremehkanmu.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, kita mengetahui bahwa sindrom crab mentality berdampak buruk bagi kehidupan pribadi serta kehidupan sosial kita. Dari filosofi tersebut pun kita belajar pentingnya memilih lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik akan terus mendorong kita untuk menjadi lebih baik, bukan meremehkan, meragukan, merendahkan apalagi menjatuhkan kita.
Untuk mewujudkan lingkungan yang baik, kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Salah satunya dengan meminimalkan sifat egois dan iri. Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
“Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (Dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya.” (HR. Muslim)
Dengan meminimalkan sifat egois dan iri, tidak hanya kita yang akan mendapatkan manfaatnya tapi juga lingkungan sosial kita. Kita dapat menjadikan lingkungan sekitar kita menjadi lebih baik, saling mendukung, dan saling tolong menolong dalam kebaikan.
Akhir kata, jangan biarkan sifat pecundang menyakiti dirimu. Wujudkanlah lingkungan yang saling mendukung dalam kebaikan, serta hindarilah sikap menjatuhkan kawan. Karena, bukan sebuah kesuksesan apabila diraih dengan menjatuhkan kawan.
Sumber: https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/crab-mentality-adalah/
Leave a Reply