dya.sulaiman
REDAKSI EHYAL STDI IMAM SYAFI’I JEMBER – Belakangan ini sering kita temui berbagai macam berita politik mengenai Capres dan Cawapres berseliweran di berbagai platform media sosial masyarakat Indonesia yang membuat sebagian besar dari umat Islam terhanyut di dalamnya, sehingga tak sedikit dari mereka yang lalai dari kewajibannya sebagai seorang muslim, yang mana banyak diantara mereka yang lebih memilih menunda shalat demi menonton siaran langsung debat Capres pilihannya padahal azan isya sudah berkumandang bahkan ada diantara mereka yang meninggalkannya. Dan tak jarang juga diantara mereka yang menyebarkan berita-berita simpang siur yang belum pasti kejelasan dan kebenarannya bahkan diantara berita-berita itu ada yang mengandung fitah dan kedustaan yang dapat menyebabkan perpecahan diantara umat muslim padahal hal seperti ini merupakan salah satu hal yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya, sebagimana hadits nabi Shalallahu’alaihi wa sallam;
وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ
“Allah tidak menyukai qiila wa qool (berkata hanya berlandaskan ‘katanya’)” (HR. Muslim no. 1715, dari Abu Hurairah).
Dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan bahwasanya Allah membenci perkataan yang belum tentu kebenarannya dan perkataan yang dibangun diatas zhon (prasangka) saja. Yang mana prasangka ini merupakan sesuatu yang sangat berbahaya sebagimana yang Rasulullah ﷺ katakan;
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
“Hati-hatilah dengan prasangka karena itu adalah pembicaraan yang paling dusta.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Wahai Saudara seimanku, bukankah muslim itu dengan muslim lainnya seperti satu tubuh? , bukan kah muslim itu dengan muslim lainnya seperti saudara? Lantas bagaimana engkau bisa bahagia dan ridha jika saudara muslim mu difitnah? diumbar aib nya? Semata-mata demi memperoleh jabatan dan kekuasaan. Padahal Allah Ta’ala telah berfirman;
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
(Quran Surat Al-Hujurat:10)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwasanya kaum Muslimin itu bersaudara, dan Allah juga memerintahkan hamba-Nya untuk memperbaiki hubungan dua orang muslim yang sedang berselisih. Lantas bagaimana kita jika kita mendukung perselisihan diantara mereka, bahkan menyebarkan berita dusta tentang mereka, bukankah kita telah menyelisihi apa yang seharusnya diperintahkan oleh Allah?
Oleh karena itu saudaraku seiman hendaklah kita menjauhkan diri dari perbuatan seperti ini, cukup lah kita mengetahui apa yang zhohir saja tanpa harus berlarut-larut bahkan hanyut didalam sesuatu yang tidak bermanfaat terlebih lagi jika sesuatu itu dapat menyebabkan perpecahan diantara kaum muslimin. Sesuai dengan sabda Nabi ﷺ bahwa tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya).
Tetapi bukan berarti kita tidak boleh mengikuti Pemilu bahkan kita dianjurkan untuk memilih Pemimpin yang dapat bertanggung jawab kepada kesejahteraan, keamanan, dan dapat mengayomi masyarakat Indonesia terlebih lagi kaum muslimin , tetapi hendaknya kita tidak berlarut-larut dalam mencari informasi yang berkaitan dengan mereka agar kita terhindar dari sesuatu yang dapat melaikan diri dari menjalankan kewajiban sebagai umat muslim dan ketika kita mencari informasi hendaknya kita memastikan kebenaran dari informasi tersebut, jangan sampai kita termakan isu yang belum jelas kebenarannya bahkan jika isu tersebut mengandung fitnah dan kedustaan di dalamnya. Dan semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perbutan yang tidak bermanfaat dan perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kepada dosa wal iyadzubillah, dan hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allah agar memberikan kita Pemimpin yang bertakwa, adil, dan bertanggung jawab sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ :
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ
“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”
Baarakallahu fiikum.
Leave a Reply