Aflah
REDAKSI EHYAL STDI IMAM SYAFI’I JEMBER- Mungkin nama Ziryab asing di kalangan kita. Apakah itu Ziryab? Nama seorang tokoh? Atau nama pahlawan? Atau nama suatu tempat bersejarah?
Kali ini kita membahas Andalusia terlebih dahulu, karena Ziryab yang akan kita bahas ada sangkut pautnya dengan Negri Al Hambra. Andalusia adalah sebuah negri yang sekarang kita kenal Spanyol. Islam pernah mencetak sejarah peradaban besar di sana. Saat Bani Abasiyah berkuasa, seorang buronan keturunan Bani Umayyah Abdurrahman Ad Adkhil mendirikan kerajaan Umayyah di Andalusia. Saking hebatnya beliau mendapat gelar istimewa dari seorang khalifah Bani Abasiyyah, Abu Ja’far Al Manshur dengan julukan “Elang Quraisy.” Tak mudah memang posisi beliau ketika itu, jatuhnya kekuasaan Bani Umayyah ke tangan Bani Abasiyyah mengharuskan beliau untuk melarikan diri menyebrangi satu negri ke negri lainnya. Datangnya beliau di negri taklukan Thariq bin Ziyad tidak hanya mendapat perlawanan serangan dari musuh-musuh, namun ada faktor internal yaitu islam di Andalusia itu sendiri.
Sesampainya di sana keadaan Islam masih terpecah belah, namun dengan ijin Allah dan kegigihannya beliau satukan. Beliau satukan dan membangun peradaban yang luar biasa selama kurang lebih 32 tahun, yang kemudian diteruskan oleh anak cucunya. Tak hanya semangat dalam menuntut ilmu, para pemegang kekuasaan semangat dalam mendatangkan para ulama. Bukan hanya dalam bidang keilmuwan islam, di bidang lain seperti filsafat, astronomi, kedokteran, biografi, geografi dan juga arsitekur bangunan mewah yang masih bisa temukan hingga saat ini. Betapa indahnya Islam saat itu.
Nama aslinya adalah Abu-al-Hasan Ali bin Nafi’. Lahir di Irak, tahun 789 H. Di Arab, ziryab bermakna burung hitam. Ia dikenal dengan nama Ziryab karena kulitnya yang hitam. Jika kita ketikkan kata ”Ziryab” di internet maka akan keluar bahwasanya dia adalah tokoh peradaban, pengembang fashion, inovator, ahli astronomi, geografi, dan lain sebagainya. Tapi sebenarnya siapakah Ziryab? Namun, DR.Raghib As Sirjani seorang pakar sejarawan terkemuka di era ini mengatakan kurang lebih dalam salah satu majelisnya, ”Ziryab adalah salah satu faktor terbesar runtuhnya Islam di Andalusia.”
Lantas apa hubungannya Ziryab dengan lenyapnya Islam dari bumi Andalus?
Ziryab adalah murid Ibrahim al Maushili, seorang musisi di Baghdad. Keliahaiannya dalam bermusik melebihi sang guru. Tak mau tersaingi oleh muridnya dalam populiaritas kairnya, Ibrahim al Maushili menyarankan kepadanya untuk pergi dari Baghdad.
Ia pun memutuskan pergi ke Andalusia. Sebagaimana ia memainkan musik di Baghdad, banyak masyarakat Andalusia yang terlena. Pemusik handal ini juga memetikkan jari-jemarinya di hadapan khalifah. Yang awalnya masyarakat tak tahu-menahu apa itu musik, kedatangannya menjadikan masyarakat mengenal dan memalingkan dari Al Qurán dan ilmu-ilmu agama.
Bisa dibayangkan betapa mirisnya keadaan saat itu. Ayat-ayat suci Al-qurán, hadits-hadits, ilmu-ilmu pengetahuan agama maupun umum mulai diganikan dengan nyanyian. Penyanyi mulai bertebaran, dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
Berpalingnya muslimin dari pedomannya, berpindahnya dunia dari genggaman ke hati menjadi celah serta kesempatan emas bagi musuh. Hingga terbitlah pasukan Isabela dan Ferdinan di Langit Spanyol. Perebutan kekuasaan antar kaum muslimin memudahkan Islam tenggelam menjadi langit gelap.
Jika merenungi QS Al A’raf :176 yaitu:
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya juga. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.
Kita mempelajari kisah-kisah terdahulu supaya mendapat pelajaran. Memetik hikmah supaya tidak mengulangi kesalahan. Sejarah kemenangan diingat dan diikuti cara-cara pendahulu yang bisa diambil untuk meraih kemenangan selanjutnya. Sejarah yang kelam bukan untuk dilupakan namun dipelajari supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga Allah Kuatkan kita, Kuatkan iman, Menjadikan kita para penjaga Al Qurán serta sunah nabi-Nya. Setelah mengerti kisah besar ini, apakah masih akan mendengarkan musik di kedua telinga kita?
Sumber:
Al Quránul Karim.
Hamas Edgar,20
15, Fakta Penting Tentang Berakhirnya Islam di Andalusia, [online],
(https://www.dakwatuna.com/2015/03/17/65866/fakta-penting-tentang-berakhirnya-islam-di-andalusia/#axzz8WsGSebGB, diakses tanggal 7 April 2024.
Salim Pudyas Mabruri, 2023, Peninggalan Masa Kejayaan Islam di Bidang Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Kedokteran, [online]
https://www.liputan6.com/hot/read/5302532/peninggalan-masa-kejayaan-islam-di-bidang-ilmu-pengetahuan-filsafat-dan-kedokteran?page=7, di akses tanggal 10 April 2024.
Sirah TV, 2022, Abdurrahman Ad Dakhil Elang Qurays, [online],
https://www.youtube.com/live/9UfZQJlEOkI?si=p6sRtgk4x0MnT5TW, diakses pada tanggal 10 April 2023
Leave a Reply