Mencintai Saudara Semuslim Sebagaimana Mencintai Diri Sendiri

Haifa Fadl

REDAKSI EHYAL STDI IMAM SYAFI’I JEMBER-

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ)).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri” [Bukhari no. 13, Muslim no. 179].

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang mukmin selayaknya tidak memperlakukan saudaranya dengan perlakuan yang tidak ia sukai untuk dirinya sendiri. Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang mana setiap pemeluknya diharuskan memberikan kasih sayang terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya.

Maka selayaknya seorang mukmin melakukan apa yang menjadi wujud kecintaannya, yaitu menyayangi segala hal untuk saudaranya seperti yang ia sukai untuk dirinya sendiri, terhadap apa yang sudah Allah ciptakan. Dengki yang kian mudah memasuki hati menusia berawal dari hal sederhana, yaitu rasa kurang puas akan rezeki yang ada pada diri sendiri, juga rasa iri denga napa yang dimiliki orang lain.

Mencintai segala hal yang dimiliki sesama saudara semuslim, akan mengurangi rasa dengki yang tumbuh, sehingga apa yang menjadi milik orang lain, tentu sebagai saudara seiman mereka akan berbahagia dengan rezeki yang turun kepadanya. Semoga Allah mencintai kita lebih dari kita mencintai makhluk-makhluk-Nya.
Wallahu a‘lam.

Sumber: Kitab Sahih Bukhari, Sahih Muslim


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *